teknologi

Workshop VI

Posted on

6

Ringkasan materi dari Workshop VI :

  • Ini mungkin sedikit sadis : DAW bukanlah bengkel ketok mejik. Kalo kita terlalu mengandalkan teknologi untuk ‘mengkoreksi’ musik daripada kemampuan bermain itu sendiri, maka dalam suatu point, kita cenderung menipu diri kita sendiri.
  • Buat yang merasa pemahaman dan detil musik itu priceless, mungkin akan suka dengan filosofi sharing di Dojo Gitar : mateng tanpa karbit.
  • Licks adalah kalimat atau pola dalam musik, umumnya merujuk para single notes soloing.
  • Beberapa player lebih suka definisi ‘jalan yang ditempuh dari point A ke point B’.
  • Sebagian orang mungkin pernah belajar sesuatu dari REH Video, Hot Licks Video dan semacamnya. Umumnya di seri2 video itu diajarkan bagaimana memainkan suatu licks tertentu. Cuman kebanyakan pelajar lupa bahwa licks yang diajarkan itu musti dimainkan dalam konteks.
  • Konteks di sini adalah aturan dasar dari Big Boss yang wajib dipatuhi dalam musik : rhythm n harmony.
  • Dengan memahami konteksnya, kita bisa mengubah licks untuk selalu fit di semua kondisi. Setelah paham ini, kita bisa memainkan licknya Steve Vai di lagu bebop, atau memainkan lick intro ‘Sweet Child O Mine’ di lagu blues boogie, dsb. Para pemain advanced sering melakukan konsep ini saat impro. Mereka menyebutnya ‘quoting licks’.
  • Tanpa memahami konteksnya, kita akan menelan licks itu bulat2 dan memainkannya persis tanpa peduli dengan akord dan rhtyhm feel nya. Ini mirip seperti burung beo yang baru belajar ngomong ‘selamat pagi’ tapi diomongin pas tengah malem.
  • Karena kita lebih keren dari beo, perlu memodifikasi licks agar bisa dimainkan sesuai konteks. Lebih jauh lagi, agar bisa menjadi bagian dari licks kita sendiri.
  • Rhythm n Sequence blom sempet dibahas, karena ada pertanyaan tentang passing notes dan passing chords. Definisi tergampil dari passing adalah ngoper. Dari not ke not, dari akord ke akord. Posisi passing seringkali berada diantara kedua point yang dihubungkan. Tetapi, kita juga bisa lebih mendramatisir jalur dengan nekat memberikan passing pada point yang memang udah sebelahan (misalnya E dan F).
  • Ya, passing juga punya ekuivalen substitusinya. Sampe tahap ini, tiba2 kita berpeluang membuat musik berjalan tanpa berulang sama sekali, di lagu apapun. Lagu2 classical tiba2 menjadi terdengar sangat logis.
  • Ditambah lagi, kalo kita studi quartal harmony dan modal (atonal) playing, kita berpeluang lebih memahami musik2 kontemporer (Chick Corea dkk). Oh my God!
  • Don wori, 2 point yang diatas cuman sekilas info perihal luasnya dunia musik. Musik itu dipelajari sampe tingkat doktoral, jadi bagi para petualang, udah kebayang ransel yang musti disiapin untuk eksploring, minimal sampe ketemu lokasi yang pewe untuk settle.

Untuk info lengkap tentang Workshop VII, silakan cek https://www.facebook.com/events/419474601513672/

Sentuhan Manusia bagian 1

Posted on Updated on

Roland_Drum_machine_
Roland Dr. Rhythm Drum

Cara terbaik untuk melatih kemampuan stabilitas kontrol tempo kita adalah tentu saja dengan sebuah alat pengatur tempo kapanpun kita bermain. Mungkin saja alat ini adalah sebuah metronome, tetapi tentu saja tidak hanya metronome, bisa juga berupa sebuah kaset atau CD player yang memainkan backing tracks atau minus one yang sekarang semakin banyak sekali dijumpai dimana – mana. Dengan menggunakan minus one ini, kita tidak hanya mendapatkan pola ketukan ritmis yang akurat yang dimainkan secara profesional, tetapi juga sekaligus kita mendapatkan petunjuk tambahan tentang gaya dan feel dari musiknya, misalnya kita akan mempelajari lebih banyak tentang bagaimana cara memperoleh pola groove yang terdengar malas – malasan dengan bermain dalam minus one pada lagu – lagu Bob Marley, yang pelajaran ini tidak akan bisa di dapat hanya dengan ditemani sebuah ketukan metronom yang dingin, kaku dan tidak mempunyai emosi. Baca entri selengkapnya »