pelan
Rhythm bagian 12
Tips :
- Seperti hal nya pertama kali kita belajar membaca huruf demi huruf dulu, akan lebih mudah bagi kita untuk mengucapkan tiap hitungan kita dulu [bahkan Mike Mangini yang seorang seorang Associate Professor of Percussion di Berklee College of Music pun masih melakukannya, tapi ketika sedang audisi drummer di Dream Theater sih]. Kemudian setelah sering melakukannya, kita akan lebih lancar dan santai dalam menghitung, dan mampu merasakan ketukan tanpa harus mengucapkannya.
- Di setiap contoh tulisan sebelumnya, disarankan agar kita menghitung dengan kaku tepat waktu, sehingga bisa menjadi acuan yang bisa diandalkan, kapan kita harus memainkan tiap not.
- Terdapat analogi yang serupa antara membaca [huruf] dengan membaca notasi musik : kita harus menterjemahkan rhythm dengan not demi not, seperti membaca huruf demi huruf dengan pelan – pelan, lalu mempercepatnya sebelum akhirnya membentuk sebuah kata [ingatlah betapa susahnya kita dulu membaca “Ini Ibu Budi” melalui tahapan ejaan i-n-i-ini, i-b-u-ibu, b-u-bu-d-i-di-budi]. Setelah sering melakukannya, kita akan merasa cukup akrab dengan pola – pola umum yang sering muncul dan kita mampu membaca dalam potongan yang lebih besar daripada sekedar not demi not atau huruf demi huruf. Ketika melihat kata “gitar”, mata kita akan segera mengenali deretan huruf itu dan otak kita akan mengartikannya sebagai sebuah bentuk kata daripada kumpulan huruf. Cara ini memang kadang – kadang memungkinkan kita untuk melakukan kesalahan ejaan, tetapi kita dapat menyerap informasi dengan lebih cepat dan mempermudah untuk fokus pada arti dibalik kalimat yang kita baca. Sama halnya dengan membaca rhythm, setelah cukup sering berlatih, kita akan segera mengenali bentuk – bentuk rhythm yang umum dan sering muncul, lalu proses membacanya pun akan menjadi hal yang lebih mudah.
Dinamika bagian 1
Dinamika adalah salah satu aspek yang paling penting untuk dilatih. Semua hal yang kita telah kita latih bisa dijadikan materi utama untuk melatih dinamika. Dalam konteks ini, kita seharusnya bisa bisa mengatur seberapa kencang suatu not kita bunyikan, dan seberapa pelan kita bisa membunyikannya, dan juga pertengahan diantara keduanya [yaitu setting normal dinamika kita]. Dengan menguasai teknik untuk melakukan dinamika ini kita bisa mempunyai kebebasan dalam mengekspresikan tiap not yang kita mainkan. Baca entri selengkapnya »
Menggunakan Metronome bagian 3
Kalau kita mencoba menerapkan contoh – contoh artikel sebelumnya dengan teratur [amat sangat dianjutkan untuk mencobanya, walaupun seandainya hal itu terdengar cukup unik bagi sebagian teman – teman], apa yang akan kita temukan dari eksperimen ini? Cara paling umum dan mudah untuk mengganti feeling dan mood dari permainan kita mungkin adalah dengan pendekatan permainan dengan memainkan semuanya lebih keras atau pelan, kecuali kita menggunakan taktik tidak jujur dengan menambahkan not – not tertentu dalam bagian yang kita mainkan. Ada sedikit ide lain untuk dieksplorasi dalam topik ini : Baca entri selengkapnya »
Sentuhan Manusia bagian 1
Cara terbaik untuk melatih kemampuan stabilitas kontrol tempo kita adalah tentu saja dengan sebuah alat pengatur tempo kapanpun kita bermain. Mungkin saja alat ini adalah sebuah metronome, tetapi tentu saja tidak hanya metronome, bisa juga berupa sebuah kaset atau CD player yang memainkan backing tracks atau minus one yang sekarang semakin banyak sekali dijumpai dimana – mana. Dengan menggunakan minus one ini, kita tidak hanya mendapatkan pola ketukan ritmis yang akurat yang dimainkan secara profesional, tetapi juga sekaligus kita mendapatkan petunjuk tambahan tentang gaya dan feel dari musiknya, misalnya kita akan mempelajari lebih banyak tentang bagaimana cara memperoleh pola groove yang terdengar malas – malasan dengan bermain dalam minus one pada lagu – lagu Bob Marley, yang pelajaran ini tidak akan bisa di dapat hanya dengan ditemani sebuah ketukan metronom yang dingin, kaku dan tidak mempunyai emosi. Baca entri selengkapnya »
Permasalahan Mekanis
Ada lagi sedikit masalah. Ketika kita memetik sebuah senar dengan lebih keras, pitch yang berbunyi juga akan sedikit lebih tinggi daripada kalau kita memetik dengan lebih pelan, terutama pada permulaan not [Attack]. Ini hampir bisa dikenali dengan mudah pada not open E rendah, kita hampir bisa membunyikan pitch F kalau kita melakukan picking dengan lebih brutal. Baca entri selengkapnya »
Feedback bagian 2
Perlu diingat bahwa ada 2 jenis overdrive. Yang pertama adalah yang diproduksi oleh preamp [Bagian pembentuk tonality dari sebuah system amplifier, yang mengontrol gain dan tone secara langsung], yang ditandai dengan karakternya yang fuzzy yang sangat umum bagi siapa saja yang berusaha ingin membuat suara amburadul pada volume pelan. Yang kedua adalah hasil dari overdrive power amp [bagian dari sebuah system amplifier yang bertugas mengatur volume keseluruhan, dari Master Volume knob]. Baca entri selengkapnya »